Game-Based Learning Benteng Pertahanan Metode Pembelajaran Interaktif oleh Bu Elly Oshan Br. Ginting


Dalam dunia pendidikan modern, metode pembelajaran berbasis permainan atau game-based learning menjadi salah satu inovasi yang efektif dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Pembelajaran berbasis game tidak hanya membuat suasana kelas lebih menyenangkan, tetapi juga mendorong siswa untuk aktif berpikir, berkolaborasi, dan memahami materi dengan lebih baik. Salah satu contoh pembelajaran inovatif ini diterapkan oleh Elly Oshan Br. Ginting, S.Pd, seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di MTsN 1 Langsa, dengan menggunakan permainan "Benteng Pertahanan" sebagai media pembelajaran.

 

Mengenal Game "Benteng Pertahanan" dalam Pembelajaran

"Benteng Pertahanan" adalah sebuah permainan edukatif yang dikembangkan oleh Bu Elly untuk mengajarkan materi "Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika". Konsep permainan ini dirancang agar siswa dapat mereview kembali materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Sebelum permainan dimulai, siswa diwajibkan untuk menguasai materi yang telah diajarkan. Ini bertujuan agar mereka tidak hanya bermain, tetapi juga mampu memahami dan menerapkan konsep keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. Permainan ini menekankan pentingnya kerja sama, strategi, dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai persatuan dalam keberagaman.

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Game "Benteng Pertahanan"

  1. Pembentukan Kelompok
    • Siswa dibagi menjadi dua kelompok yang akan bertanding satu sama lain.
  2. Memulai Permainan
    • Setiap kelompok mengirimkan satu perwakilan untuk memulai permainan.
    • Saat guru menghitung 1 sampai 3, kedua perwakilan kelompok harus melompat secara berhadapan di area yang telah disiapkan.
  3. Babak SWiiT dan Menjawab Pertanyaan
    • Kedua perwakilan bermain dengan metode SWiIT.
    • Pemenang dari SWiIT berhak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
    • Jika jawaban benar, permainan berlanjut dan lawan yang kalah digantikan oleh anggota kelompok lainnya.
  4. Berlanjut hingga Skor Bertambah
    • Permainan berlangsung secara berulang dengan sistem eliminasi.
    • Jika ada anggota kelompok yang berhasil menembus "benteng" lawan, timnya mendapatkan tambahan skor.

Manfaat dan Keunggulan Metode Ini

Pembelajaran berbasis game seperti "Benteng Pertahanan" memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan partisipasi aktif siswa: Dengan format permainan yang kompetitif, siswa lebih antusias dalam belajar.
  • Memudahkan pemahaman konsep keberagaman: Interaksi antar siswa dalam permainan ini mencerminkan keberagaman dan pentingnya kerja sama.
  • Meningkatkan keterampilan berpikir kritis: Siswa dituntut untuk memahami materi dengan baik agar dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
  • Membantu siswa mengatasi kejenuhan belajar: Suasana belajar yang menyenangkan membuat siswa lebih fokus dan termotivasi.

Dampak Positif bagi Siswa dan Lingkungan Kelas

Selain meningkatkan pemahaman terhadap materi PKN, permainan "Benteng Pertahanan" juga membawa dampak positif terhadap lingkungan kelas. Siswa menjadi lebih terbuka untuk berinteraksi dengan teman-temannya, meningkatkan kerja sama tim, serta mengembangkan rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Dalam jangka panjang, metode ini dapat membantu membangun karakter siswa yang lebih toleran dan menghargai perbedaan.

Guru juga mendapatkan manfaat dari penerapan metode ini, karena dapat lebih mudah mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan mengamati jalannya permainan, guru dapat menilai sejauh mana siswa benar-benar menguasai konsep keberagaman serta seberapa baik mereka mampu menerapkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan inovatif seperti game "Benteng Pertahanan" yang diterapkan oleh Elly Oshan Br. Ginting, S.Pd menunjukkan bahwa pembelajaran tidak harus bersifat monoton dan membosankan. Dengan menggabungkan unsur permainan dalam pembelajaran, siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang diajarkan dan lebih termotivasi untuk belajar. Diharapkan metode ini dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik lainnya dalam menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, kreatif, dan efektif.

 

Laporan : Elly Oshan Br. Ginting, S. Pd

Penulis & editor : Herawati, S. Pd