Workshop Moderasi Beragama di MTsN 1 Langsa: Membangun Sikap Positif dan Penghargaan Diri bagi Guru dan Tenaga Pendidik
(Penulis: Herawati, S. Pd)
Langsa 3 November 2024, MTsN 1 Langsa menggelar workshop dengan tema “Melalui Kegiatan Penguatan Moderasi Beragama, Mari Kita Bentuk Sikap Positif dan Penghargaan Diri bagi Guru dan Tendik MTsN 1 Langsa.” Acara yang diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan ini bertujuan meningkatkan pemahaman akan konsep moderasi beragama dalam lingkup pendidikan, serta memperkuat penghargaan diri dan kolaborasi antar generasi di dalam sekolah.
Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala MTsN 1 Langsa, Hj. Cut Nurlisma, S.Pd., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan ini. "Tujuan pelaksanaan kegiatan ini agar para guru dan tenaga kependidikan MTs Negeri 1 Langsa lebih memahami tentang moderasi beragama. Kami sering mendengar istilah ini dan bahkan telah mengikuti ujian Chat PMB, tetapi banyak hal yang belum kami pahami secara mendalam," ungkapnya. Beliau berharap workshop ini menjadi kesempatan berharga bagi peserta untuk menggali lebih dalam tentang prinsip moderasi beragama dan relevansinya dalam dunia pendidikan.
Materi inti dalam workshop disampaikan oleh Dedy Surya, M.Psi., Ketua Program studi Psikologi IAIN Langsa, beliau juga seorang psikolog pendidikan dengan pengalaman dalam berbagai pelatihan dan workshop. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan diselingi humor, Dedy memaparkan konsep moderasi beragama dengan cara yang mudah dipahami. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama tidak sekadar tentang sikap toleransi, namun juga mencakup empat indikator utama: komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi. Setiap indikator tersebut dijelaskan secara mendalam, sehingga peserta mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana sikap moderat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam lingkungan pendidikan.
Dalam sesi yang sama, Dedy menekankan pentingnya penghargaan diri dan kolaborasi antar generasi di dalam institusi pendidikan, terutama ketika institusi tersebut melibatkan generasi yang berbeda, seperti generasi X, Y, dan Z. Menurutnya, keberagaman generasi ini bukan penghalang, namun justru kekayaan yang dapat memperkaya lingkungan belajar dan memperkuat kolaborasi. "Setiap generasi memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing, dan dengan menghargai perbedaan tersebut, kita bisa membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan harmonis," ujarnya. Para peserta, yang terdiri dari guru senior hingga guru muda, tampak antusias merespons pandangan ini, dan saling berdiskusi mengenai cara-cara untuk memperkuat kolaborasi lintas generasi.
Sesi tanya jawab berlangsung hangat dengan beberapa peserta, seperti Bapak Abdullah T dan Ibu Herawati, yang mengajukan pertanyaan tentang implementasi nilai-nilai moderasi dalam pengajaran sehari-hari. Dedy menjawab setiap pertanyaan dengan lugas, memberikan contoh-contoh praktis tentang penerapan moderasi di lingkungan kelas. Menurutnya, guru bisa menjadi teladan bagi siswa dalam memperlihatkan sikap moderat melalui tindakan nyata, seperti mendorong sikap saling menghargai dan memberikan ruang bagi setiap siswa untuk menyuarakan pendapatnya.
Di akhir workshop, Kepala Madrasah Hj. Cut Nurlisma memberikan penegasan tentang arti moderasi beragama. “Moderasi beragama adalah sikap pertengahan, netral, dan memihak pada kebenaran, sesuai dengan definisi ‘wasath’ atau ‘wasathiyah’ dalam bahasa Arab, yang berarti sikap tengah-tengah, tidak ekstrem ke kanan atau kiri,” jelasnya. Menurutnya, sikap ini sangat penting dalam menjaga kesatuan dan keharmonisan, baik di lingkungan pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Workshop ini diharapkan mampu menanamkan sikap moderasi beragama yang lebih kuat di lingkungan MTsN 1 Langsa, demi membentuk suasana pendidikan yang penuh penghargaan dan kolaborasi di antara guru dan tenaga kependidikan. Kepala Madrasah juga berharap bahwa hasil dari workshop ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan program pendidikan yang lebih inklusif dan berimbang di MTsN 1 Langsa, serta menjadi inspirasi bagi seluruh peserta dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.[HR]